Sabtu, 12 Desember 2009

Wisata ke Negeri Fagogoru


Pesona Wisata Goa Boki Moruru

Kabupaten Halmahera tengah adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Maluku Utara yang memiliki potensi wisata luar biasa. Salah satunya adalah Goa Boki Moruru yang berada di salah satu Kecamatan baru di Halmahera Tengah yaitu Kecamatan Weda utara yang ibukotanya di desa Sagea. Konon katanya goa ini dulu adalah tempat persembunyian tentara Jepang, ada juga yang bilang bahwa ini adalah tempat persembunyiannya Sultan jailolo ketika Ia dikejar oleh pasukan dari Kesultanan ternate, yang pada waktu itu terjadi konflik antara kedua kesultanan besar di jazirah Moloku Kieraha.


Sejak Maluku Utara masih menjadi Kabupaten di bawah Propinsi Maluku yang beribukota di kota Ambon, goa Boki Moruru sudah dikenal oleh dunia luar akan keunikan dan juga keajaibannya. Akan tetapi waktu itu goa yang konon tak berujung ini kurang mendapat perhatian husus dari pemerintah akan potensi wisatanya. Pada 1999, Maluku Utara resmi memisahkan diri dari Propinsi Maluku, dan menjadi propinsi Maluku Utara. Bersamaan dengan itu, Propinsi muda ini pun membagi beberapa daerahnya untuk dimekarkan menjadi kabupaten. Halmahera Tengah sendiri adalah kabupaten tertua di propinsi ini, yang dulunya beribukota di Soa Sio. Seiring dengan dimekarkannya kabupaten-kabupaten baru, Halmahera tengah hanya memindahkan ibukota Kabupatennya dari Soa Sio ke Weda. Dari sinilah goa Boki Moruru ini bisa mendapat perhatian husus dari pemerintah akan potensi wisatanya. Berbagai langkah dan kebijakan, diambil pemerintah untuk lebih memperkenalkan ke dunia luar tentang pesona goa Boki Moruru.


Dalam suatu acara di stasiun TV, yang konsepnya berupa petualangan dialam bebas. Yaitu, Perjalanan Tiga Wanita yang ditayangkan oleh stasiun Trans TV. Salah seorang dari 3 wanita yang membawa acara ini, kebetulan kebagian tugas untuk meliput goa Boki Moruru di Sagea. Dinna, sapaan akrab wanita ini. Didalam blog pribadinya “Incredible Dinna” menyebutkan bahwa sepanjang perjalanannya, goa inilah yang paling menarik dan dia pun takjub akan keindahannya. Bersama dengan tim dari dinas pariwisata Kabupaten Halmahera Tengah, Dinna dibawa menuju desa Sagea setelah sebelumnya menginap di Weda. Kira-kira memakan waktu 1-2 jam apabila menggunakan motor laut atau speed boat dari dermaga Weda. Untuk jalur darat sendiri, sampai saat ini masih sulit karena kondisi jalan yang kurang baik, lagipula sangat jauh apabila menggunakan jalur darat. Kita harus mengikuti pinggiran semenanjung ngolopopo di teluk Weda, bagian tengah dari Pulau Halmahera.


Sekitar tahun 1990-an, goa ini pernah didatangi oleh peneliti dari Prancis berjumlah 2 orang. Mereka kesana untuk melihat keunikan dari goa tersebut sekaligus meneliti panjang dari goa boki Moruru. Menurut informasi dari masyarakat setempat, mereka bersama dengan beberapa orang penunjuk jalan berada didalam goa selama kurang lebih 2 minggu. Namun ketika keluar, mereka hanya mendapatkan keindahan dari dalam goa tersebut, seperti adanya batu-batu Stalakmit dan Stalaktit yang menghiasi dinding dan jalan-jalan didalam goa Boki. Sedangkan panjang dari goa tersebut, menurut informasi belum bisa dipastikan karena semakin kedalam, jalan goa itupun semakin sempit dan tidak bisa dilalui oleh mereka. Dan juga berhubung ketika itu persediaan logistik mereka hampir habis. Sehingga mereka pun memutuskan untuk segera keluar dari goa.


Didalam gua sendiri, terdapat banyak keindahan yang menghiasi dinding-dinding gua. Selain batu stalakmit dan stalaktit ada juga bunyi dari tetesan air dalam keheningan diantara warna-warna gelap di dalam gua yang menyerupai alat musik harmafon ataupun saxophone. Ada juga batu yang mengerucut bagai keris atapun piramida terbalik yang terbentuk dari tetesan air dari atap gua. Dan uniknya batu-batu itu tidak berwarna sesuai dengan warna dinding gua yaitu coklat, akan tetapi berwarna putih bening seperti lilin. Indah bukan !


Masih banyak lagi keindahan dan juga keunikan dari gua Boki Moruru ini, tentunya apabila kita sendiri yang menyaksikannya dengan mata kepala kita. Dari luar mulut gua saja, ada sebuah daratan kecil yang biasa dipakai oleh pengunjung untuk beristirahat sejenak sebelum memasuki gua. Daratan atau buleu (sebutan untuk daratan ditengah air, tempat istirahat) ini dikelilingi oleh air yang keluar dari pinggir mulut gua yang mengitarinya. Airnya pun dingin bagai dalam lemari es, batu-batu kecil yang mulus menjadi tikar alami bagi para pengunjung yang sedang beristirahat. Kadang-kadang tempat ini juga dijadikan sebagai tempat untuk mengisi gudang tengah alias makan sebelum melanjutkan perjalanan kedalam gua. Dipinggiran buleu ini, terdapat kebun para warga yang menanam aneka sayur dan juga buah-buahan. Sehingga kita pun bisa langsung meminta atau membeli hasil perkebunan mereka dengan memetik semuanya langsung dari pohon. Hm…… seger…!


Untuk mencapai gua tersebut, dari ibukota Jakarta. Pertama anda harus memesan tiket pesawat dengan tujuan Ternate. Ada beberapa penerbangan dalam negeri yang routenya ke Ternate, misalnya anda bisa menggunakan Merpati airlines, Lion air, Express air, Batavia air, Sriwijaya air dll. Namun saya sarankan agar memakai pesawat yang langsung Jakarta-Ternate seperti, Batavia air atau Sriwijaya air, biasanya memakan waktu 3 jam diatas udara. Yang lain biasanya transit di Makassar atau Manado.


· Tiketnya relative sekitar 1,3 juta kebawah untuk sekali penerbangan. setelah tiba di Bandara Babullah Ternate, anda bisa memakai jasa mobil rental atau angkutan umum yang ada, menuju ke pelabuhan Kotabaru. Harga sekitar Rp 5000 untuk angkot dan Rp 100.000/orang untuk mobil rental.


· Dari pelabuhan Kotabaru, anda bisa langsung menaiki speed boat menuju Sofifi. Per orang dikenakan biaya Rp 30.000. Atau anda bisa langsung mencarter dengan harga kurang lebih Rp 300.000 per speed boat berkapasitas 10-12 orang.


· Sesampainya di Sofifi, sudah ada mobil seperti kijang innova, avanza, APV dll yang siap mengantar anda langsung ke Weda, Ibukota Kabupaten Halmahera tengah. Dengan biaya 110 ribu/orang.


· Kurang lebih 1,5-2 jam memakan waktu dalam perjalanan ini. Sesampai di Weda, anda bisa memilih beberapa penginapan sederhana yang ada untuk beristirahat, mungkin dengan keluarga anda. Satu malam harganya pun bervariasi tergantung dari tipe penginapan, cukup dengan Rp 25-50 ribu, anda dan keluarga bisa tidur nyenyak dengan fasilitas yang cukup memadai.


· Keesokan harinya, anda bisa langsung menuju dermaga Weda. Disana setiap waktu selalu ada transportasi menuju ke desa Sagea. Per orang kurang lebih, Rp 50-75 ribu dengan menggunakan speed boat. Hanya dalam 1-1,5 jam anda sudah bisa melihat kubah masjid desa Sagea yang tampak silau terkena sinar matahari alias tiba di Sagea. Nah, disana anda bisa saja menginap di rumah warga, atau ada yang menyewakan kamar. Namun, perjalanan ke gua ini dalam sehari pun anda sudah bisa memuaskan diri dengan keindahannya. Paling, anda hanya butuh satu malam di desa Sagea ini. Anda bisa menyewa jasa para warga untuk mengantar anda ke gua Boki Moruru tersebut. sekedar uang rokok, anda cukup mengeluarkan Rp 50.000 untuk pengantar tersebut.


· Kurang lebih 3-5 juta anda sudah bisa menikmati pesona gua boki Moruru yang terindah di Jazirah Moloku Kieraha atau Propinsi Maluku Utara. Dan ingat ! semua itu, sudah termasuk ongkos pulang-pergi anda.


Tapi anda tidak perlu terlalu hawatir dengan semua ini, karena masyarakat disana pun sangat ramah dan menerima anda dengan senang hati. Bisa jadi, anda disuruh menginap gratis di rumah mereka plus makan. Asyik bukan…!! Disamping itu, anda bisa menikmati wisata-wisata lain di Propinsi Maluku Utara. Seperti wisata sejarah dan juga wisata budaya.


Saya sarankan ketika masuk kedalam gua, sebaiknya anda memakai pakaian yang gelap alias hitam atau coklat. Soalnya, apabila baju anda terkena lumpur dari dalam gua tersebut, nodanya susah untuk lepas dari baju anda. Dan juga jangan memakai perhiasan berharga, seperti cincin emas, kalung, ataupun gelang emas, karena tanpa sadar barang-barang itu bisa hilang begitu saja. Mungkin yang Kuasa melalui gua ini, ingin mengingatkan pada kita bahwa jangan terlalu memamerkan kekayaan, karena semua itu tak akan abadi atau mungkin saja tak seindah pemandangan didalam gua. He he he….! Penerangan didalam gua hanya bisa menggunakan obor, sedangkan senter atau sejenisnya tidak terlalu terang, karena suhu yg terlalu dingin didalam gua yang menyebabkan baterainya lemah.


Untuk anda yang ingin bepergian kesana, jangan lupa persiapkan kondisi kesehatan anda dengan sebaik-baiknya.


Selamat berwisata !