Sabtu, 12 Desember 2009

HALTENG BEBAS PENYAKIT MENULAR


a. Angka Kesembuhan TB Paru BTA(+)
Cure Rate (CR) TB Paru di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2007 telah mencapai taget nasional 85%. Walaupun demikian case detectin rate (CDR) hanya 22,76% artinya bahwa penemuan penderita TB Paru masih rendah, dan juga di beberapa puskesmas CR (angka kesembuhan) dan CDR (penemuan penderita TB Paru) belum menunjukkan hasil optimal. Oleh karena itu perlu optimalisasi pengobatan, penemuan dan peningkatan kinerja puskesmas secara kontinu, terarah dan terkoordinasi. Gambaran angka kesembuhan dan suspek (tersangka TB Paru) per puskesmas

b. HIV/AIDS
Kabupaten Halmahera Tengah sampai tahun 2007 belum ditemukan kasus HIV/AIDS. Walaupun demikian penduduknya berisiko tinggi karena letak geografis dan mobilisasi penduduk ke wilayah Papua yang memiliki insidence HIV/AIDS sangat tinggi di Indonesia dapat diakses dengan muda dan murah. Dan juga sampai sekarang belum dilakukan kegiatan menyelidikan kasus dengan alasan daerah ini tidak memiliki kelompok risiko tinggi seperti tempat-tempat hiburan malam atau lokalisasi pekerja seks komersial.

c. Demam Berdarah (DBD)
Penyakit DBD di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2007 ditemukan 3 kasus yakni 2 kasus di puskesmas Weda dan 1 kasus di puskesmas Wairoro, semuanya ditangani (100%) di puskesmas. Dan berdasarkan hasil penyidikan epidemiologi kasus tersebut penularannya terjadi di Kota Ternate dan berhasil diidentifikasi di Puskesmas Weda dan Wairoro.

d. Infeksi Menular Seksual
Penyait Infeksi Menular Seksual (IMS) di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2007 berjumlah 2 kasus yang ditemukan di Puskesmas Tepeleo Kecamatan Patani Utara dan telah mendapat pengobatan di puskesmas setempat.

e. Diare
Di kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2007 jumlah penderita diare sebanyak 929 kasus dan 476 atau (51,24%) diantaranya adalah balita dan sebanyak 99,6% balita dapat ditangani sesuai protap pengobatan diare. Jumlah kasus diare tertinggi adalah puskesmas Sagea menyusul puskesmas Weda dan Tepeleo serta yang terendah adalah puskesmas Patani. Sedangkan penanganan kasus diare pada balita dan mencapai target 100% adalah puskesmas Weda, Wairoro, Patani dan Tepeleo diikuti puskesmas Sagea 99,4% dan puskesmas Gebe 98%.

f. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Hasil survailans terhadap kasus AFP di Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2007 tidak ditemukan kasus AFP.

g. Filariasis
Dari hasil investigasi surveilans pada tahun 2007 ditemukan 3 kasus filariasis yang terdistribusi di tiga desa berbeda yaitu 2 orang di puskesmas Patani dan 1 orang di puskesmas Gebe dan baru 1 desa yang dilakukan pengobatan pencegahan pada kelompok risiko. Dan 2 desa yang lain direncanakan pengobatannya pada tahun 2008.

h. Kusta
Angka RFT penderita kusta di Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2007 belum mencapai target SPM >90% dan juga prevalence rate masih tinggi yakni 4 per 10.000 penduduk artinya bahwa dari setiap 10.000 penduduk di Kabupaten Halmahera Tengah akan ditemukan 4 penderita kusta dari target 1 per 10.000 penduduk. Data RFT penderita kusta per puskesmas

i. Pola Penyakit
Prosentasi masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah yang sakit pada tahun 2007 yakni 10.616/44,361 penduduk = 23,93%, diantaranya 90,39% merupakan kelompok 10 penyakit terbanyak dengan peringkat pertama penyakit malaria diikuti penyakit sistim otot dan jaringan pengikat kemudian penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dan Diare sedangkan yang terendah penyakit TB Paru BTA positif

Peringkat Jenis Penyakit Jumlah %
I Malaria Klinis 3.225 30,38
II Peny Sist Otot & Jaringan Pengikat 2.569 24,20
III ISPA Non Pneumonia 1.166 10,98
IV Diare 929 8,75
V Penyakit Mata Lain 623 5,87
VI Kecelakaan dan Ruda Paksa 585 5,51
VII TB Paru Klinis 226 2,13
VIII Penyakit Kulit Infeksi 129 1,22
IX ASMA 105 0,99
X TB Paru BTA (+) 39 0,37
Jumlah 9.596 90,39
Total Kesakitan 10.616 100
Sumber: Seksi Yankes Dinas Kesehatan Kab. Hal-Teng Tahun 2007

Keadaan tersebut diatas menggambarkan pola penyakit di Kabupaten Halmahera Tengah pada tahun 2007 masih di dominasi penyakit menular dan infeksi.