Sabtu, 04 Januari 2014

Memimpikan The Winning Generation


Konflik yang sering muncul dalam berbagai arena, menjadikan Maluku utara buah bibir di negeri ini, terlepas dari hal baik yang juga banyak dilakukan. masih segar dalam ingatan kita pilkada 2007 mengantarkan Maluku utara pada rekor pertama dunia pilkada terlama bahkan, yang ldbih membuat hati ini terasa sesak adalah terjadi Gejala somatic politik di kalangan masyarakat. Masyarakat pendukung dilibatkan bahkan tanpa sadar melibatkan diri dalam konflik psikologis yang berlebihan akhirnya, kontak fisik tak terelakan lagi.

Yang ingin saya katakan adalah, Begitulah setiap negeri. konflik adalah takdir semua bangsa-bangsa tidak perlu disesali. Kita hanya perlu meyakini kaidah sderhana bahwa masalah kita bukan saja pada ”buruknya” kepemimpinan elit politik dan struktur yang melingkupinya akan tetapi, masalah terbesar kita adalah terjadi KRISIS GENERASI disaat masalah-masalah itu terjadi.


Sejarah kejayaan peradaban islam adalah produk The winning generation. Produk gnerasi-generasi pemenang. Mereka tidak menginginkan kekuasaan karena itu berbeda dengan produktifitas, mereka hanya akan merebutnya jika akan membawa kebaikan bersama. Mereka tidak mengejar popularitas, yang mereka inginkan hanyalah posisi terhormat disisi Allah, jabatan bahkan membuat hina jika tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kita senantiasa berkata jujur pada nurani tatkala, melewati persimpangan sejarah yang curam. betapa terasa rindu hadirnya the winning gneration itu di Maluku utara tercinta. Pengalaman pilkada di berbagai daerah termasuk maluku utara sendiri harusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk lebih selektif memilih pemimpin. Dan yakinlah bahwa, dalam skala peradaban apapun the wiining generation itu akan muncul. Anis matta;”mereka selalu muncul disaat-saat sulit, atau sengaja (Allah) lahir (kan mereka) ditengah situasi yang sulit”.

The wiining generation maluku utara adalah pemberani sejati, fitrah keberanian tertancap jauh kedalam hatinya. Ia, tidak silau dengan tawaran apapun, tidak ada kamus atau kosakata Gadai-menggadai negeri hanya untuk kepentingan diri dan kelompok. Ia berpijak pada keyakinan terdalam akan cinta dan ketulusan hati dalam berkonstribusi terhadap Maluku utara tercinta. Walaupun ia berada dalam skala terendah dalam masyarakat dan pemerintahan sekalipun. ia tetap, open mind dan fisfhul thingking dalam memandang masa depan daerahnya lalu berupaya berbagi dari setiap yang didapat tuk negerinya.

Oleh : Rahmat Abd Fatah