Kamis, 18 Maret 2010

Kota Ternate


Jejak sejarah

“Segera ke timur nusantara dan temukan ternate kepulauan rempah-rempah” (Alfonso Albuquerque, penjelajah Portugis)

Sebuah pesan pendek ditintahkan penjelajah Eropa yang juga menjadi tentara portugis yang paling masyhur yaitu Alfonso de Albuquerque (1453-1515). Usai menaklukan malaka dan tiba di Gowa, pria yang juga disapa Alfonso the Great ini memerintahkan bawahannya si penakluk de Abrea dan Fransisco serrau untuk segera menemukan ternate sebagai pulau rempah-rempah yang kaya. Ini adalah abad ke -16, sebuah masa di mana ternate terus memancarkan pesona bagi berbagai bangsa eropa dan membangkitkann hasrat akan kolonialisme dan pencaplokan wilayah.

Alfonso dikenal sebagai pria yang melebarkan sayap kekaisaran portugis dibelahan bumi asia. Pria yang sudah ikut dalam berbagai penaklukan besar diantaranya penaklukan kekaisaran Ottoman di turki hingga Tanjung Harapan di India ini, justru memiliki obsesi besar untuk menemukan ternate. Saat itu, ternate dituturkan penjelajah eropa sebagai bumi yang kaya bak firdaus.

Tiga tahun sebelum wafatnya Albuquerque yaitu tahun 1512, Francisco serrau yang melaksanakan titah tersebut, akhirnya berhasil menjelajah dan menemukan ternate sebagaimana dituturkan catatan sejarawan.

Fakta sejarah ini kian menegaskan posisi ternate yang harus tumbuh dan bergegas dalam pusaran sejarah. Kekayaan hasil bumi serta keindahan alam ternate telah menjadi perbincangan dunia sejak abad ke -13. pada masa ini, pedagang arab datang ke ternate untuk berdagang dan mengabarkan kekayaan alam itu ke seluruh dunia hingga menjadi hingga menjadi desas-desus di kalangan pedagang. Di abad ketika nusantara sama sekali tidak dikenal, bumi Moloku kie raha (maluku utara)justru sudah menjadi perdagangan dunia.

Bahkan pada abad ke-16, berbagai bangsa seperti portugis, belanda, inggris hingga spanyol berdatangkan ke ternate dan pulau-pulau di jazirah maluku utara demi mencari rempah-rempah seperti cengkeh, pala dan fuli sehingga jalur perdagangan ke ternate menjadi jalur sutera perdagangan rempah-rempah dunia.

Aroma cengkih dari kepulauan rempah-rempah ini selain menggetarkan telah menimbulkan citra romantis bagi berbagai bangsa petualang dari asia maupun eropa. Sebelum bangsa eropa berdatangan, bangsa asia yaitu cina,arab dan Gujarat telah berbondong-bondong ke maluku. Mereka tersentak oleh aroma yang menggetarkan ini. Demikian pula berbagai suku bangsa nusantara seperti jawa,melayu, Buton, Bugis, dan Makassar mengarungi samudera luas.menuju gugusan pulau-pulau yang terletak dibagian barat pulau halmahera.jika motif kedatangan bangsa-bangsa Asia dan berbagai suku bangsa di Nusantara semata-mata bersifat ekonomi, maka bangsa Eropa bertualang ke pulau rempah-rempah dengan berbagai tujuan. Selain mengejar keuntungan yang berlimpah dalam perniagaan rempah-rempah,kedatangan bangsa barat juga terkait dengan imperialisme Eropa yaitu Gold(emas), Gospel(agama), dan Glory(kejayaan).
Bumi Ternate yang demikian kaya menjadi rebutan berbagai bangsa hingga menjadi awal dari pasang naik kolonialisme di sepanjang jazirah Nusantara. Begitu banyak artefak ke sejarahan seperti benteng dan bangunan menjadi saksi bisu berkisah tentang bagaimana jejak-jejak bangsa eropayang dating ke wilayah ini dengan hasrat untuk memiliki hasil bumi yang demikian kaya.ternate menjadi wilayah pertama yang menyaksikan langsung bagaimana kolonialisme eropa menjalar ke wilayah nusantara. Imaji tentang ekspansi dan pencaplokan wilayah yang dimasa itu mempengaruhi kosmos berpikir bangsa eropa, seakan menemukan ruangnya di bumi ternate yang hasil buminya berlimpah.

Zaman keemasan bagi ternate mencapai puncaknya ketika, sultan Babullah berhasil mengalahkan portugis dari Benteng Gamlamo pada 29 Desember 1250 pada zaman sultan babullah kesultanan ternate telah berhasil memperluas wilayah kesultanannya hingga akhirnya membentang dari Mindanao di utara sampai Bima di selatan dan dari Makassar di barat hingga kepulauan banda di timur.Babullah dijuluki penguasa 72 pulau yang semuanya berpenduduk. Dimasanya, ternate tampil sebagai kesultanan paling berpengaruh, baik dalam politik maupun militer, dan amat disegani oleh kerajaan-kerajaan di belahan timur nusantara. Menurut sebuah sumber Inggris, Babullah mampu mengerahkan 90.700 prajurit bila diperlukan dan kontributor prajurit terbesar datang dari wilayah-wilayah seberang laut ternate. Hingga awal abad ke-17, teritorial ternate adalah yang terluas dikawasan timur Indonesia.