Minggu, 26 April 2009

Sekilas Tentang Jurusan Koe


JURUSAN, Ilmu Kesejahteraan Sosial Lahir sebagai Fakultas Kesejahteraan Sosial pada tahun 1968, dipimpin Oleh; Drs. Moh Kasiram, M.Sc. sebagai dekannya. Lalu berubah nama pada tahun 1970 menjadi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dengan jurusan Kesejahteraan sosial. Baru pada tanggal 16 April 1975. , FIS mendapat status terdaftar pada KOPERTIS wilayah VI. Dengan Sekertaris Fakultas, Drs. Moh.Noor Yasin.
Atas izin Kopertis Wilayah VI, Universitas Muhammadiyah Malang, FIS ditunjuk KOPERTIS sebagai perguruan tinggi induk yang mengkoordinir semua perguruan tinggi/Fakultas ilmu social yang ada di Jawa Timur. Diantaranya; STIS Pacitan, STIS Madiun, dan STIS Ponorogo. Atas berbagai inovasi dan kreatifitas yang dilakukan FIS, Ilmu kesejahteraan Sosial UMM tumbuh dengan pesat bahkan menjadi penyanggah dana bagi Fakultas lain yang ada di UMM. Pun dengan akademik, Ilmu Kesejahteraan Sosial pada tanggal 10 Mei 1982 memperoleh status diakui. Tahun 1983, dibawah kepemimpinan Drs. H.A. Malik Fajar M.Sc (Mantan Mendiknas) sebagai dekan dan sekertaris, Drs.Imam Suprayogo (Sekarang Rektor UIN Malang) Jurusan Ilmu Kesejahteraan sosial tumbuh dengan baik, status disamakan pada tahun 1985 dan pada tahun inipulah berubah nama menjadi FISIP (Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik) sekaligus menambah satu jurusan yakni, Jurusan psikologi Industri.
Sesuai dengan keputusan KOPERTIS wilayah VI, jurusan Psikologi Industri kelur dari FISIP dan berubah nama menjadi Fakultas Psikologi, pada 1986. kembali FISIP hanya memiliki jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, setahun berikutnya menambah dua jurusan; Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Komunikasi. Pada 1993, FISIP beralih kekampus III, Jl. Raya Tlogomas 246, sebagai kampus terpadu, melalui kebijakan KOPERTIS wilayah VII, semua perguruan tinggi/Fakultas-fakultas Sosial yang berinduk di Universitas Muhammadiyah Malang, harus melepaskan diri sebagai perguruan tinggi yang mandiri. Hal ini turut mempengaruhi kuantitas mahasiswa Jurusan ilmu iesejahteraan Sosial. Ditambah lagi dengan, dilikuidasinya pemerintah terhadap Departemen Sosial sehingga memperkecil animo masyarakat memilih Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Sebagai Mahasiswa

Sebagai Mahasiswa IKS (Ilmu Kesejahteraan Sosial), kondisi ini tentunya turut mempengaruhi ketidak pastian evalusi saya, terhadap orientasi kedepan. Dan nyaris sama, sebagian Mahasiswa IKS dengan beragam alasan yang tidak “PD” dengan jurusannya. Hal ini dapat dimaklumi, ditengah berekmbangnya trend jurusan. Inilah masa, dimana individu “tereduksi” pemikiran “orisinalnya” oleh berkembangnya, citra, media, dan wilayah lain yang lebih dominan. Akan tetapi, rasa dan persepsi ini tidak berlangsung lama. “tak kenal maka tak sayang, tak kenal maka tak paham”. Sekelumit kata ini, barangkali menggambarkan kondisi mahasiswa IKS sekarang dan Insya Allah kedepan. Walaupun dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, mereka terlihat optimis dan percaya diri. Termasuk Saya. Dalam satu diary saya menulis ;

“JURUSAN, yang berdiri tegak diantara reruntuhan peradaban yang terus saja memberi cahaya ditengah kegelapan walaupun dengan tertati, ia memahami betul apa yang di butuh, dirasa dan di inginkan oleh manusia. Memang, tidak akan mampu memberikan kepastian, apalagi jumlahnya yang mulai surut, akan tetapi jurusan kesejahteraan sosial ialah saksi sejarah; saksi muhammadiyah atas UMM, saksi Negara atas rakyatnya, Bahwa ketika negara memasung dirinya senddiri, dengan melikuidasi departemen social adalah tanda matinya sebuah bangsa, Masalah sosial tidak akan pernah hilang, ia adalah takdir semua bangsa-bangsa, oleh karenanya, Jurusan Ilmu Kesejahteraan sosial tetap dibutuhkan. Menyelesaikan masalah sosial diataspun tidak serta merta dengan begitu saja memberikan sesuap nasi atau memberikan sebuah roti, akan tetapi dari sesuap nasi dan sebuah roti itu berubah menjadi tabungan jiwa masa depan mereka, akhirnya merekalah yang siap membuat roti, memproduk beras dan berbagi lagi pada yang lain. Itulah, hemat saya Filosofi Jurusan IKS. Menyelesaikan masalah sosial harus dengan ilmu dan metodologi. Dan itulah yang ditawarkan oleh IKS terhadap bangsa ini. Masalah sosial sekali lagi ialah takdir semua bangsa-bangsa. Namun ia tidak perlu disesali atau dipermasalahkan. Satu hal yang perlu dipedomani adalah “masalah kita bukan terletak pada masalah itu, namun pada kelangkaan generasi dari bangsa ini saat masalah itu terjadi”. Dan inilah yang terus memberikan harapan dan optimisme yang kuat serta rasa cinta yang dalam terhadap Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial UMM dan satu hal yang jarang didapat dari jurusan lain ialah, Mahasiswa merasa memiliki keluarga baru. Semangat keterbukaan dan kekeluargaan. Serta inovasi yang terus menerus dibangun dan tawaran kongkrit teori dan praktek terhadap persoaaln sosial adalah sinar cerah masa depan Jurusan Ilmu kesejahteraan sosial tercinta”.
Teruskan baca - Sekilas Tentang Jurusan Koe